Perjanjian Renville Dan Guyonan Kh Wahab Hasbullah
|
“ justru untuk melenyapkan munkarat ini, kita harus duduk dalam kabinet hatta ini!” jawab KH. A. Wahab chasbullah.” Logikanya bagaimana ? tanya yang lain. Mbah wahab memaparkan argumentasinya, “ tiap tiap munkarat adalah suatu penyelewenganyang harus kita lenyapkan. Sikap menolak saja sudah terlambat karena persetujuan renvillle ini sudah di tandatangani oleh negara dengan negara. Kita bukan lagi berkewajiban menentang, itu sudah lampau. Kini kewajiban kita melenyapkan. Setuju atau tidak ?” mereka menjawab serentak,” setuju!”
Kiai hajid yang merupakan wakil dari muhamadiyah menyambung dengan pertanyaan, “ saya ingin bertanya, apa niatnya orang yang nanti akan kita dudukan menjadi mentri dalam kabinet hatta ?” KH. A. Wahab hasbullah menjawab dengan tegas,” niatnya izalat al-munkar, melenyapkan penyelewengan.”
Kiai hajid melanjutkan, “ kalau begitu saya usulkan, agar saudara saudara yang akan kita pilih duduk dalam kabinet yang akan datang ini, harus mengucapkan niat dengan kata kata!”KH. A. Wahab hasbullah bertanya sambil menggoda,” mengapa harus talaf-fudz bi al-niat, melafalkan niat dengan kata kata ? mana quran dan hadistnya ?”seluruh hadirin riuh tertawa. Bukan saja memecahkan gelak tawa tetapi jawaban KH wahab hasbullah itu merupakan tekhnik berdebat yang sangat bernilai, dan dalam nada humor yang tinggi. Kiai wahab (NU) personifikasi dari fiqh yang beraliran talaffuzh binniyyat, dan kiai raden hajid ( muhamadiyah) personifikasi dari aliran yang non talaffuzh binniyyat,saling “ bertukar tempat” seperti berganti sikap. Suatu studi tentang retorika dan tekhnik berdebat yang jarang kita dapati dalam diskusi manapun, kiai wahab telah memperlihatkan kesigapan berdebat dengan mengunci lawannya dengan argumentasi yang justru mendukung sikap yang selama ini di tentang oleh sang lawan.
Sumber : buku tambakberas ( menelisik sejarah memetik uswah )
Belum ada Komentar untuk "Perjanjian Renville Dan Guyonan Kh Wahab Hasbullah"
Posting Komentar