Perjanjian Renville Dan Guyonan Kh Wahab Hasbullah

Saat KH Wahab Chasbullah Pecahkan Kebuntuan Politik dengan Humor
KH Abdul Wahab Hasbullah( Sumber : nu online )
 
Setelah terjadi perjanjian renville, partai masyumi meng- adakan rapat untuk menyikapinya. Saat itu NU masih bergabung dengan masyumi. Dalam rapat itu timbul dua pendapat terkait tawaran bung hatta agar masyumi bersedia duduk dalam kabinet yang sedang di bentuk oleh bung hatta. Sebagian peserta rapat menolak ajakan bung hatta, sebagian menerima. Mereka yang menolak memakai alasan karena dalam program kabinet hatta yang akan terbentuk di cantumkan antara lain melaksanakan persetujuan renville yang dianggap merugikan NKRI. Perlu diingat, pemberontakan DI/TII salah satu faktornya adalah perjanjian renville ini.

Namun mbah wahab hasbullah berbeda pendapat  dengan mereka yang menolak. Mbah wahab mengatakan, “ kita harus ikut duduk dalam kabinet hatta ini.” Peserta yang lain menyergahnya, “ mengapa harus duduk, padahal kabinet ini akan melaksanakan renville yang kita tentang! Persetujuan renville itu di pandang dari sudut hukum islam merupakan suatu penghianatan dan munkarat ( kemungkaran, kejahatan, penyelewengan), hukumnya haram. Sebab itu, kita jangan duduk dalam suatu kabinet yang hendak melaksanakan renville.”
“ justru untuk melenyapkan munkarat ini, kita harus duduk dalam kabinet hatta ini!” jawab KH. A. Wahab chasbullah.” Logikanya bagaimana ? tanya yang lain. Mbah wahab memaparkan argumentasinya, “ tiap tiap munkarat adalah suatu penyelewenganyang harus kita lenyapkan. Sikap menolak saja sudah terlambat karena persetujuan renvillle ini sudah di tandatangani oleh negara dengan negara. Kita bukan lagi berkewajiban menentang, itu sudah lampau. Kini kewajiban kita melenyapkan. Setuju atau tidak ?” mereka menjawab serentak,” setuju!”

“ kita hanya bisa melenyapkan munkarat jika kita duduk dalam kabinet ini. Kalau kita cuman berdiri diluar kabinet,kita cuman bisa teriak teriak. Karena itu, saya usulkan agar kita duduk dalam kabinet hatta yang sedang dibentuk. Tawaran bung hatta kita terima !”begitulah penegasan KH. A. Wahab hasbullah. Golongan yang tidak setuju menjadi ikut setuju.
Kiai hajid yang merupakan wakil dari muhamadiyah menyambung dengan pertanyaan, “ saya ingin bertanya, apa niatnya orang yang nanti akan kita dudukan menjadi mentri dalam kabinet hatta ?” KH. A. Wahab hasbullah menjawab dengan tegas,” niatnya izalat al-munkar, melenyapkan penyelewengan.”

Kiai hajid melanjutkan, “ kalau begitu saya usulkan, agar saudara saudara yang akan kita pilih duduk dalam kabinet yang akan datang ini, harus mengucapkan niat dengan kata kata!”KH. A. Wahab hasbullah bertanya sambil menggoda,” mengapa harus talaf-fudz bi al-niat, melafalkan niat dengan kata kata ? mana quran dan hadistnya ?”seluruh hadirin riuh tertawa. Bukan saja memecahkan gelak tawa tetapi jawaban KH wahab hasbullah itu merupakan tekhnik berdebat yang sangat bernilai, dan dalam nada humor yang tinggi. Kiai wahab (NU) personifikasi dari fiqh yang beraliran talaffuzh binniyyat, dan kiai raden hajid ( muhamadiyah) personifikasi dari aliran yang non talaffuzh binniyyat,saling “ bertukar tempat” seperti berganti sikap. Suatu studi tentang retorika dan tekhnik berdebat yang jarang kita dapati dalam diskusi manapun, kiai wahab telah memperlihatkan kesigapan berdebat dengan mengunci lawannya dengan argumentasi yang justru mendukung sikap yang selama ini di tentang oleh sang lawan.

                               Sumber : buku tambakberas ( menelisik sejarah memetik uswah )

Belum ada Komentar untuk "Perjanjian Renville Dan Guyonan Kh Wahab Hasbullah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...