Pondok Tirakat Mbah Usman Jombang

Mbah usman ( salah satu menantu mbah soichah / sihah ) adalah putra dari mbah hasan yang berasal dari demak. Konon masih keturunan raden fatah, pendiri kerajaan demak bintoro, mbah hasan adalah seseorang yang haus akan ilmu, suatu saat dia bermimpi bertemu dengan seseorang yang menyuruh nya pergi ke arah timur selatan. Mimpi tersebut sangat mempengaruhi pikiran mbah hasan, karena datang ber ulang ulang.

Tanpa dibekali informasi yang cukup, mbah hasan menuruti perintah dalam mimpi yang sangat dia percayai kebenarannya tersebut. Sepanjang hidupnya mbah hasan terus mencari arah seperti yang di tunjukan dalam mimpinya itu. Bertahun tahun kemudian sampailah dia di padepokan yang dipimpin mbah soichah. Saat itu usianya sudah agak lanjut, sehingga ketika bertemu mbah soichah, dia merasa terlalu tua untuk memulai menimba ilmu, namun hasratnya untuk berguru pada mbah soichah sangat tinggi, sehingga dia harus mencari siasat lain agar tidak sia sia hanya karena terlambat belajar. Dia kemudian memutuskan untuk menikah agar penerusnya bisa melanjutkan cita citanya.

Selama 22 tahun semenjak pernikahan, apalagi ketika nyai hasan mengandung, kedua suami istri ini selalu melakukan tirakatan. suatu saat, ketika nyai hasan sedang memasak nasi dalam tungku, nampaklah benda berkilau di dasar tungku. Setelah di amati oleh mbah hasan, nampaklah bongkahan bongkahan emas di dasarnya. Tanpa pikir panjang, mbah hasan mengambil cangkul dan menggali tanah untuk mengubur emas tersebut. Sambil menggali beliau meratap,” bukan ini duh gusti yang hamba cari bukan ini “

Karena sesungguhnya yang diharapkan mbah hasan adalah keturunan yang bisa melampiaskan dahaganya akan ilmu pengetahuan. Kemudian lahirlah anak laki laki yang diberi nama usman. Usman kemudian dititipkan kepada mbah soihah untuk dididik secara langsung. Harapan mbah hasan terwujud. Terbukti kemudian pemuda usman menjadi salah seorang murid terpandai sehingga mbah soihah merasa perlu mengangkatnya sebagai menantu. Mbah soihah sendiri karena tidak punya putra laki laki, beliau mewariskan padepokannya kepada para menantunya.

Ketika mbah soihah memangku padepokan, sebenarnya ada tiga gothakan ( kamar/gubug) yang menggambarkan simbol tertentu.

Pertama, kamar yang menekankan kepada pendidikan syariat, kedua,menekankan pendidikan kanuragan, dan ketiga, lebih pada aspek tasawuf. Karena itu pondok kiai soihah juga terkenal dengan sebutan pondok telu. Kamar terakhir inilah yang kelanjutannya diwariskan kepada mbah usman, yang kemudian memindahkan lokasi pengembangan pendidikannya ke wilayah selatan ( dekat makam mbah usman sekarang,red) yang kelak dikenal dengan nama pondok thoriqot. Dari sisi thoriqot, mbah usman juga pernah di asuh langsung oleh mbah wahab dari joresan ponorogo yang mengamalkan thoriqot qodoriyah wa naqsabandiyah.

 Mbah usman sendiri pernah ber mimpi sedang memperbaiki mesjid, saat itu beliau meminta bantuan fadhil untuk memperbaiki, tetapi putranya tersebut tidak bisa membantu. Justru yang terdengar adalah suara bahwa yang bisa membetulkan bangunan itu adalah abdullah menantunya. Kondisi fisik abdullah yang saat itu lumpuh tidak menyurutkan niat abdullah memenuhi panggilan mbah usman di tambakberas. Tanpa mau di bantu siapapun abdullah berjalan ngesot dari kapas ke tambakberas. Ketika mbah usman meninggal dunia, perkembangan pondok thoriqot pindah ke daerah kapas jombang. Sementara sisa yang masih ada sebagian pindah ke sebalah barat sungai bergabung dengan pondok mbah said. 

Belum ada Komentar untuk "Pondok Tirakat Mbah Usman Jombang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...